21 Januari 2010

IMUNISASI

  Kuliah Blok VII (Infeksi –Imunologi) FK UNSRI

Palembang, Juli 2007

Sasaran Belajar

l  Mampu menjelaskan:

l  Imunisasi aktif dan pasif

l  Jenis-jenis vaksin (seperti vaksin ‘whole-cell” dan vaksin subunit)

l  Penggunaan adjuvant dalam imunisasi

l  Problem imunisasi

l  Mengerti terminologi “pengawasan cold-chain” dan kondisi penyimpanan berbagai jenis vaksin yang berbeda

l  Cara pemberian

l  Kontraindikasi imunisasi (side-effect)

l  Extended Program of Immunization (EPI) atau Program Pengembangan Imunisasi (PPI) di Indonesia

l  Penyakit –penyakit yang menjadii sasaran imunisasi di Indonesia

l  Jadwal Imunisasi

l  Pendahuluan

l  Imunisasi

l  > berhasil

l  Sangat cost-effective

l  Penyakit infeksi

l  Pendahuluan

l  Situasi penyakit infeksi terkini:

l  WHO Report 2000: penyakit infeksi: > 14 juta kematian pada 1999, atau 25% dari seluruh kematian di dunia (Tabel)

               

l  Pendahuluan

Tabel Kematian Global pada 1999 (ribu)

l  Pendahuluan

l  Konsep pengendalian, eliminasi dan eradikasi

l  Upaya melawan penyakit à pengendalian:

l  Reduksi insidens, prevalens, morbiditas, atau mortalitas penyakit ke tingkat yang dapat diterima secara lokal sebagai hasil suatu upaya yang digagaskan

l  Intervensi kontinyu à mempertahankan reduksi

l  Pemutusan transmisi penyakit infeksi à eliminasi (reduksi ke “nol” insidens penyakit infeksi tertentu di wilayah geografis yang ditetapkan sebagai hasil upaya yang digagaskan)

l  Pendahuluan

l  Konsep pengendalian, eliminasi dan eradikasi

l  Eliminasi penyakit di seluruh bagian dunia à eradikasi (reduksi permanen ke “nol” insidens infeksi yang disebabkan oleh agen tertentu di seluruh dunia sebagai hasil dari upaya yang digagaskan), setelah itu intervensi dapat dihentikan.

l  Sampai saat ini smallpox merupakan satu-satunya penyakit yang dapat dieradikasi

l  Pendahuluan

l  Imunitas dan imunisasi

l  Imunitas terhadap penyakit menular melindungi individu dari infeksi.

l  Beberapa jenis imunitas:

l  Innate immunity / kekebalan alamiah

l  Acquired immunity / kekebalan didapat

l  Imunitas aktif à terpapar organisme, vaksin

l  Imunitas pasif à temporer, transmisi antibodi maternal ke fetus, imunoglobulin atau antitoxin

l  Prinsip Dasar Imunisasi

l  Menghasilkan antibodi (imunoglobulin)

l  Mengaktifkan limfosit dan makrofag

l  Tujuan Imunisasi

Mencegah penyakit pada individu atau kelompok (immediate goal)

Menurunkan prevalensi penyakit (mengubah epidemiologi penyakit)

Eradikasi penyakit (final goal)

l  Tujuan Imunisasi

l  Herd immunity:

l  bentuk lain dari proteksi yang diperoleh melalui imunisasi aktif populasi yang berisiko dalam proporsi yang bermakna.

l  ↑ jumlah individu yang tidak terkena & tidak dapat menularkan suatu penyakit à perlindugan terhadap orang yang non imun

l  Tujuan Imunisasi

l  Definisi dan Konsep Umum

l  Vaksinasi: pemberian vaksin atau toksoid (inactivated toxin) untuk mencegah penyakit.

l  Imunisasi:

l  proses merangsang kekebalan atau memberikan proteksi terhadap penyakit secara artifisial melalui vaksinasi (imunisasi aktif) atau pemberian antibodi (imunisasi pasif)

l  Tdd:

l  Imunisasi aktif

l  Imunisasi pasif

l  Definisi dan Konsep Umum

l  Imunisasi aktif:

l  pemberian seluruh atau bagian dari mikroorganisme atau produk mikroorganisme yang diubah (seperti toxoid, antigen yang dimurnikan, antigen yang dihasilkan melalui genetic engineering) untuk merangsang respons imunologis yang menyerupai infeksi alamiah tetapi umumnya tidak berisiko atau sedikit berrisiko bagi resipien.

l  merangsang sistem imun untuk menghasilkan antibodi dan respons imun selular yang melindungi dari agen infeksius.

l  Definisi dan Konsep Umum

l  Imunisasi à antitoxin, antiadherence, anti-invasif, atau aktivitas netralisasi atau jenis perlindung respons humoral atau selular lainnya pada resipien.

l  Perlindungan yang dihasilkan

l  Seumur hidup

l  Parsial

l  Definisi dan Konsep Umum

l  Imunisasi pasif:

l  memberikan proteksi sementara melalui pemberian antibodi yg diproduksi eksogen, seperti imunoglobulin.

l  Juga terjadi secara alamiah melalui transmisi Ab transplasental ke janin yang memberikan proteksi terhadap banyak penyakit infeksi untuk beberapa  bulan pertama kehidupan bayi.

l  Agen imunisasi meliputi vaksin, toksoid, antitoksin, dan imun globulin yang berasal dari manusia atau donor hewan (Tabel 1.)

l  Definisi dan Konsep Umum

l  Definisi dan Konsep Umum

l  Sebagian besar agen imunisasi mengandung preservatif, stabilizers, antibiotik, adjuvan, dan suspending fluid (Tabel 2.).

l  Definisi dan Konsep Umum

Tabel 2. Kandungan Vaksin

l  Jenis-jenis Vaksin

l  Jenis-jenis Vaksin

l  Vaksin

l  Live-attenuated atau killed microorganisms

l  Produk yang diinaktifkan

l  Komponen spesifik

l  Segmen DNA rekombinan

l  Jenis-jenis Vaksin

l  Live attenuated vaccine:

l  Virus atau bakteri liar yang dilemahkan (attenuated) di lab, biasanya dengan pembiakan berulang-ulang

l  Mampu replikasi & menimbulkan kekebalan, tidak menyebabkan sakit

l  Respons imun pejamu ~ infeksi alamiah primer à lifelong immunity

l  Jenis-jenis Vaksin

l  Inactivated vaccine:

l  Bakteri / virus dibiak à dibuat tidak aktif (inactivated)

l  Keseluruhan atau fraksi virus / bakteri

l  Basis vaksin fraksi: protein atau polisakarida

l  à lifelong immunity (-) à perlu booster secara berkala

l  Jenis-jenis Vaksin

l  Inactivated vaccine:

l  Jenis:

l  Whole organism

l  Purified protein atau antigen polisakarida dari whole organism

l  Purified antigen yang dihasilkan dari genetically altered organism

l  Chemically modified antigen

l  Pemilihan Vaksin dan Jadwal

l  Jadwal untuk tiap negara tidak sama à dasar:

l  epidemiologically relevant,

l  immunologically effective,

l  operationally feasible, dan

l  socially acceptable

l  Prioritas:

l  Pemberian rangkaian imunisasi primer anak

l  Perlindungan terhadap wanita dewasa dan bayinya terhadap tetanus

l  Pemilihan Vaksin dan Jadwal

l  Imunisasi rutin pada bayi

l  Rekomendasi usia saat vaksin diberikan tergantung pada:

l  Age-specific burden of disease

l  Harus diberikan sebelum usia anak berisiko terkena penyakit

l  Age-specific immunologic response to vaccines

l  Secara umum diberikan pada kelompok usia termuda yang dapat membentuk respons imun adekuat dengan kejadian samping minimal

l  Pemilihan Vaksin dan Jadwal

l  Potential interference with the immune response by passively transferred maternal antibody

l  Age-specific risks of vaccine-associated complications

l  Programmatic feasibility

l  Pemberian vaksin lebih dini à mempermudah mencapai cakupan yang tinggi

l  Pemilihan Vaksin dan Jadwal

l  Pemilihan Vaksin dan Jadwal

l  Pemilihan Vaksin dan Jadwal

l  Pengembangan Program Imunisasi (PPI) atau Expanded Program of Immunization (EPI):

l  program pemerintah dalam imunisasi guna mencapai komitmen internasional yaitu universal child immunization

l  Eradikasi polio

l  Eliminasi tetanus maternal dan neonatal

l  Reduksi campak

l  Peningkatan mutu pelayanan imunisasi

l  Menetapkan standar safe injection practices

l  Keamanan pengelolaan limbah tajam

l  Pemilihan Vaksin dan Jadwal

l  Pemilihan Vaksin dan Jadwal

l  Jadwal imunisasi di Indonesia yang direkomendasikan oleh IDAI dan diwajibkan oleh pemerintah (PPI) (Tabel 4 dan Tabel 5)

l  Pemilihan Vaksin dan Jadwal

l  Pemilihan Vaksin dan Jadwal

l  Pemilihan Vaksin dan Jadwal

l  Pemilihan Vaksin dan Jadwal

l  Pemilihan Vaksin dan Jadwal

l  Pemilihan Vaksin dan Jadwal

l  Pemilihan Vaksin dan Jadwal

l  Vaksin BCG

l  Vaksin BCG

l  Vaksin BCG

l  Vaksin Hepatitis B

l  Vaksin Hepatitis B

l  Vaksin Hepatitis B

l  Vaksin Hepatitis B

l  Vaksin Hepatitis B

l  Vaksin Hepatitis B

l  Vaksin Hepatitis B

l  Vaksin Polio

l  Vaksin Polio

l  Vaksin Polio

l  Vaksin Polio

l  Vaksin Polio

l  Vaksin Polio

l  Vaksin Toksoid Tetanus

l  Vaksin Difteri-Tetanus-Pertusis

l  Vaksin Difteri-Tetanus-Pertusis

l  Vaksin Difteri-Tetanus-Pertusis

l  Vaksin Difteri-Tetanus-Pertusis

l  Vaksin Difteri-Tetanus-Pertusis

l  Vaksin Difteri-Tetanus-Pertusis

l  Vaksin Campak

l  Vaksin Campak

l  Vaksin Mumps-Measles-Rubella

l  Vaksin Mumps-Measles-Rubella

l  Vaksin Polisakarida

l  Vaksin Tifoid

l  Vaksin Hepatitis A

l  Vaksin Meningokokus

l  Vaksin Meningokokus

l  Vaksin Varisela

l  Vaksin Varisela

l  Vaksin Influenza

l  Vaksin Influenza

l  Prosedur Vaksinasi

l  Penyimpanan & transportasi vaksin

l  Persiapan alat & bahan: untuk vaksinasi & mengatasi gawat – darurat

l  Persiapan pemberian:

l  Anamnesis, umur, jarak dengan vaksinasi sebelumnya, riwayat KIPI, indikasi kontra dan perhatian khusus

l  Informed consent: manfaat, risiko KIPI

l  Pemeriksaan fisik

l  Prosedur Vaksinasi

l  Cara pemberian:

l  Dosis, interval

l  Lokasi, sudut, kedalaman

l  Pemantauan KIPI

l  Sisa vaksin, pemusnahan alat suntik

l  Pencatatan

l  Prosedur Vaksinasi

l  Prosedur Vaksinasi

l  Penyimpanan dan Distribusi

Vaksin bakteri/ virus inaktif:

*        Vaksin yg sangat sensitif thd panas/sinar dibuat berupa bubuk ( freeze-dried powders)

*        Vaksin (yang bukan cairan) dapat disimpan di  freezer atau pd  +2°C sampai +8°C

*        Setelah dicampur segara disuntikkan;

*        Vaksin OPV/polio Sabin simpan beku

l  Penyimpanan dan Distribusi

l  Penyimpanan dan Distribusi

*        Vaksin Sensitif / Labil pada Suhu Ruangan

*        BCG (Bacille Calmette-Guérin)

*        Measles-mumps-rubella (MMR)

*        Oral Polio Vaccine (OPV)

*        Varicella

*        Yellow fever

*        Semua vaksin rekonstitusi

l  Penyimpanan dan Distribusi

*        Diphtheria-tetanus-pertussis

*        Haemophilus influenzae type b

*        Hepatitis B

*        Hepatitis A

*        Vaksin Influenza

*        Pneumococcal (polysaccharide and conjugate)

*        Meningococcal (polysaccharide and conjugate)

*        Semua vaksin kombinasi

*        Pelarut vaksin

l  Penyimpanan dan Distribusi

*        Vaksin yang sensitif pada paparan sinar

*        BCG (Bacille Calmette-Guérin)

*        Vaksin rekonstitusi measles-Mumps-Rubella (MMR)

*        Oral Polio Vaccine (OPV)

l  Penyimpanan dan Distribusi

Amati adakah perbedaan bentuk vaksin yang terpapar panas atau beku dengan vaksin yang tersimpan baik, selama kurang lebih 30-60 menit

l  Penyimpanan dan Distribusi

l  Penyimpanan dan Distribusi

l  VACCINE VIAL MONITOR (VVM)

l  VACCINE VIAL MONITOR (VVM)

l  VACCINE VIAL MONITOR (VVM)

l  Perubahan warna vaksin polio
karena perubahan pH

l  VAKSIN BCG

l  VAKSIN BCG

l  VACCINE VIAL MONITOR (VVM)

l  VACCINE VIAL MONITOR (VVM)

l  Rantai dingin

l  Rantai dingin / cold chain: sistem yang diperlukan untuk memastikan bahwa vaksin disimpan dan diedarkan pada suhu yang sesuai.

l  Pada negara tropis + masalah logistik:

l  Perlengkapan pendingin <

l  Sumber daya atau pasokan bahan bakar <

l  Ancaman bagi potensi vaksin

l  Rantai dingin

l  Rantai dingin

l  Rantai dingin

l  Rantai dingin

l  KIPI
(Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi)

l  KIPI

l  KIPI

l  KIPI

l  KIPI

l  KIPI

l  PENYUNTIKAN DAN PENETESAN VAKSIN

l  Bicara pada bayi dan anak

l  Tentukan lokasi penyuntikan : paha, lengan

l  Posisi bayi / anak : nyaman dan aman

l  Desinfeksi

l  Pegang; peregangan kulit, cubitan

l  PENYUNTIKAN DAN PENETESAN VAKSIN

l  Penyuntikan: dosis, sudut, cara

l  Tetesan: dosis, hati-hati dimuntahkan

l  Penekanan bekas suntikan

l  Membuang alat suntik bekas

l  Penulisan tanggal vaksinasi di kolom yang sudah disediakan

l  TEKNIK PENYUNTIKAN DAN PENETESAN

l  TEKNIK PENYUNTIKAN DAN PENETESAN

l  TEKNIK PENYUNTIKAN DAN PENETESAN

l  TEKNIK DAN POSISI PENYUNTIKAN

l  Bayi digendong pengasuh,

l  Anak dipeluk menghadap pengasuh(chest to chest)

l  Otot yang akan disuntik : lemas (relaks)

l  Tungkai : sedikit rotasi ke dalam

l  Lengan : sedikit fleksi pada sendi siku

l  Jarum disuntikan dengan cepat

l  Bila suntikan lebih dari 1 kali, disuntikan bersamaan

l  TEKNIK DAN POSISI PENYUNTIKAN

Pedoman Penyuntikan Subkutan*

* Penyuntikan subkutan untuk imunisasi MMR, Hib, varisela

l  TEKNIK DAN POSISI PENYUNTIKAN

Pedoman Penyuntikan Intramuskular*

*

 Penyuntikan intramuskular untuk DPT, DT, TT, Hib, Hepatitis A dan B, influenza

l  UKURAN JARUM

l  Intramuskular di paha mid-anterolateral

l  Neonatus

l  kurang bulan / BBLR : 5/8 inch(15,8 mm)

l  cukup bulan : 7/8 inch(22,2 mm)

l  1 –24 bulan : 7/8 –1 inch (22,2-25,4 mm)

l  Intramuskular di deltoid

l  > 2 thn (tergantung ketebalan otot): 7/8 –1,25 inch(22,2 -31,75 mm)

l  Usia sekolah dan remaja : 1,5 inch(38,1mm)

l  TEKNIK DAN POSISI PENYUNTIKAN

l  Arah sudut jarum pada suntikan intramuskular

l  Sudut 45-60o ke dalam otot vastus lateralis atau otot deltoid

l  Untuk otot vastus lateralis: jarum diarahkan ke lutut

l  Untuk otot deltoid: jarum diarahkan ke pundak

l  Tempat suntikan yang dianjurkan

l  Anterolateral paha, atau lengan atas (pada bayi)

l  BCG: kulit di atas insersi otot deltoid

l  Lokasi suntikan pada deltoid:

l  Pada tengah otot, separuh antara akromion dan insersi pada tengah humerus.

l  TEKNIK DAN POSISI PENYUNTIKAN

l  TEKNIK DAN POSISI PENYUNTIKAN

l  TEKNIK DAN POSISI PENYUNTIKAN

l  TEKNIK DAN POSISI PENYUNTIKAN

l  TEKNIK DAN POSISI PENYUNTIKAN

l  TEKNIK DAN POSISI PENYUNTIKAN

l  TEKNIK DAN POSISI PENYUNTIKAN

l  TEKNIK DAN POSISI PENYUNTIKAN

l  TEKNIK DAN POSISI PENYUNTIKAN

l  TEKNIK DAN POSISI PENYUNTIKAN

l  TEKNIK DAN POSISI PENYUNTIKAN

l  POSISI ANAK KETIKA DIVAKSINASI

l  POSISI ANAK KETIKA DIVAKSINASI

l  POSISI ANAK KURANG AMAN

l  PENETESAN VAKSIN POLIO

l  PENCATATAN

l  Nama dagang dan produsen

l  No. lot / seri vaksin

l  Tgl penyuntika

l  Bagian tubuh yang disuntik (deltoid kiri, paha kanan mis)

l  SISA VAKSIN

l  BCG

l  setelah dilarutkan harus segera diberikan dalam 3 jam(simpan dalam suhu 2 –8 C)

l  Polio

l  Setelah dibuka harus segera diberikan dalam 7 hari(simpan dlm suhu 2 –8 C)

l  SISA VAKSIN

l  DPT

l  Bila ada penggumpalan atau partikelyang tidak hilang setelah dikocok 􀃆jangan dipakai

l  Campak

l  Setelah dilarutkan harus diberikan dlm 8 jam(simpan dlm suhu 2 –8 C)

l  PEMANTAUAN SETELAH VAKSINASI

l  Perhatikan keadaan umum

l  Tunggu 30 menit di ruang tunggu

l  SAFE INJECTION

l  Mengapa perlu?

l  Estimasi WHO : 30 % suntikan imunisasi tidak aman (WHO bull. Oktober, 1999)

l  Imunisasi rutin(Soewarta,1999: 4 propinsi): –tidak disterilkan : spuit 38%, jarum 23 %–alat suntik pakai ulang :krn tidak ada jarum (18%), tidak ada spuit (4%)

l  Aman bagi

l  Yang disuntik

l  Penyuntik

l  lingkungan

l  SAFE INJECTION

*        Suntikan dapat menularkan : hepatitis B, Hepatitis C, HIV, jamur, parasit, bakteri, menyebabkan abses

*        Penyebaran melalui suntikan lebih cepat daripada melalui udara, mulut atau seks

l  SAFE INJECTION

TIDAK AMAN BAGI YANG DISUNTIK

*        Vaksin

*        Suhu > 8°C, atau VVM telah terpapar panas

*        Botol vaksin bocor, retak, atau terpasang jarum

*        Ada partikel dalam larutan

*        Telah dilarutkan lebih dari 6 jam

*        Beku : DPT, DT, TT, HepB, Hib (tidak boleh beku)

*        Uji kocok tetap menggumpal (kecuali HepB atau Hib)

l  SAFE INJECTION

*        Alat suntik

l  Spuit disposable dipakai ulang

l  Hanya mengganti jarum

l  Tidak dibersihkan dulu langsung disterilkan

l  Hanya dengan desinfektan

l  Membakar jarum di api

l  Merebus dalam panci terbuka

l  Menyentuh ujung jarum

l  SAFE INJECTION

*        Cara melarutkan / pengambilan vaksin

*        Cairan pelarut untuk vaksin lainatau > 8°C

*        1 spuit diisi beberapa dosis sekaligus

*        jarum ditinggalkan menancap di vial

*        Mencampur isi 2 vial

*        Lokasi, posisi , kedalaman penyuntikan

*        Tidak ada alat / obat gawat -kedaruratan

l  SAFE INJECTION

*        Menekan luka berdarah dengan jari (semua cairan tubuh dapat menularkan kuman)

*        Membawa atau meletakkan alat suntik bekas sembarangan (tidak langsung membuang ke kotak limbah)

*        Menyentuh atau mencabut jarum suntik

l  SAFE INJECTION

*        Menutup kembali (recapping) jarum suntik

*        Mengasah jarum bekas

*        Memilah-milah tumpukan jarum bekas

*        Tidak ada alat / obat gawat darurat

l  TEMPAT PEMBUANGAN LIMBAH

l  PEMUSNAHAN KOTAK DAN ISI LIMBAH

*        Dibakar dalam insinerator khusus (suhu 600 -1100°C)

*        risiko pencemaran kecil

*        Rp. 10 –30 juta, BBM / kayu bakar

*        Dibakar dalam lubang atau drum

*        Digiling

*        Milling atau shreeding

*        Serbuk masih infeksius

*        375-750 alat suntik / jam

*        listrik 750 w

 

Tidak ada komentar: