21 Januari 2010

ANAMNESIS & PEMERIKSAAN FISIK PADA ANAK

dr. RIA NOVA Sp.A
ANAMNESIS
Pengertian
Anamnesis : pemeriksaan yang dilakukan dg wawancara

Autoanamnesis: langsung ke pasien
Aloanamnesis : semua keterangan diperoleh selain dari pasiennya sendiri
Orang tua
Wali
Keterangan dari dokter yang merujuk
Peran anamnesis
Berperan sangat penting dalam diagnosis dan tatalaksana penyakit anak
Cara tercepat dan satu-satunya menuju diagnosis
Misalnya: kejang demam
Sering dapat ditentukan sifat dan beratnya penyakit dan terdapatnya faktor-faktor yg mungkin menjadi latar belakang penyakit yang berguna dalam menentukan sikap untuk tatalaksana

anamnesis merupakan bagian yang sangat penting dan sangat menentukan dalam pemeriksaan klinis
Peran anamnesis
Pada semua pasien anak:
* mencakup masalah yang berhubungan
dengan penyakit sekarang
* mencakup riwayat pasien sejak dalam
kandungan ibu sampai saat dilakukan
wawancara
* Harus tergambar status kesehatan dan
status tumbuh kembang secara keseluruhan
Teknik Anamnesis
Ciptakan suasana kondusif agar orang tua atau pasien dapat mengemukakan keadaan pasien dg spontan dan wajar

Pemeriksa harus bersikap empatik dan menyesuaikan diri dg keadaan sosial, ekonomi dan pendidikan serta emosi org yang diwawancara
Teknik anamnesis
Anamnesis dilakukan dg wawancara secara tatap muka

Keberhasilan anamnesis bergantung pada kepribadian,pengalaman dan kebijakan pemeriksa

Pertanyaan yang diajukan oleh pemeriksa sebaiknya tidak sugestif dan sedapat mungkin dihindari pertanyaan yg jawabannya “ya” atau “tidak”
Langkah – langkah anamnesis
Sistematika
Identitas pasien
Keluhan utama
Riwayat perjalanan penyakit sekarang
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat pasien dalam kandungan ibu
Riwayat kelahiran
Riwayat makanan,imunisasi,riwayat TK& keluarga

Identitas Pasien
Merupakan bagian yang penting dlm anamnesis

Tujuan: memastikan bahwa yang diperiksa benar-benar anak yg dimaksud dan tidak keliru dg anak lain

Identitas terdiri dari
Nama
Umur : tgl lahir
Identitas pasien
Jenis kelamin:
Guna: identitas dan penilaian data pem. klinis
Nama OT:
Guna: agar tidak keliru dg orang lain
Alamat
Guna: agar dapat dihubungi, untuk kunjungan rumah,mempunyai arti epidemiologis
Umur/pendidikan/pekerjaan OT
Guna; identitas,menggambarkan keakuratan data,dapat ditentukan pola pendekatan anamnesis
Agama & suku bangsa
Guna: memantapkan identitas,berhubungan dg perilaku ttg kesehatan & penyakit
Riwayat Penyakit
Keluhan Utama

Keluhan atau gejala yg menyebabkan pasien dibawa berobat

Keluhan utama tdk selalu merupakan keluhan yg pertama disampaikan oleh OT

Keluhan utama tidak harus sejalan dg diagnosis utama
Riwayat Perjalanan Penyakit
Disusun cerita yg kronologis,terinci dan jelas sejak sebelum terdapat keluhan sampai ia berobat

Bila pasien telah berobat sebelumnya tanyakan kapan,kepada siapa, obat apa yg diberikan dan bagaimana hasilnya

Perlu ditanyakan perkembangan penyakit, kemungkinan terjadinya komplikasi, adanya gejala sisa, bahkan juga kecacatan
Riwayat Perjalanan Penyakit
Pada dugaan penyakit menular, perlu ditanyakan apakah ada anak lain menderita penyakit yg sama

Pada dugaan peny. keturunan ( mis: asma) ditanyakan adakah saudara sedarah ada yg mempunyai stigmata alergi.

Perlu pula diketahui peny. yg mungkin berkaitan dg peny. sekarang (mis; peny. kulit mendahului peny. ginjal)
Hal-hal berikut perlu diketahui mengenai keluhan atau gejala
Lamanya keluhan berlangsung
Bagaimana sifat terjadinya gejala:
Mendadak/perlahan-lahan/terus menerus/berupa bangkitan/hilang timbul/berhubungan dg waktu
Keluhan lokal dirinci lokalisasi dan sifatnya:
Menetap/menjalar/menyebar/sifat penyebarannya/berpindah
Berat-ringannya keluhan dan perkembangannya
Menetap/cenderung bertambah berat/cenderung berkurang
Terdapatnya hal yg mendahului keluhan
Apakah keluhan tersebut pertama kali atau berulang
Apakah ada saudara atau tetangga menderita yg sama
Upaya yang telah dilakukan






Riwayat penyakit yg pernah diderita
Perlu diketahui karena mungkin ada hubungan dg penyakit sekarang

Misal: dugaan peny campak, bila OT mengatakan anaknya pernah sakit campak beberapa bulan lalu, maka dugaan tsb agaknya meragukan
Riwayat Kehamilan Ibu
Bagaimana kesehatan ibu selama hamil
Upaya yg dilakukan untuk mengatasi penyakit ibu
Obat-obatan yg diminum selama kehamilan muda
Talidomid : amelia/fokomelia
Infeksi virus yg terjadi pada TM I
Virus Rubella : sindrom rubela
Apakah merokok/minuman keras
Bayi yang lahir kecil
Anamnesis yg cermat mengenai makanan ibu
Riwayat Kelahiran
Perlu ditanyakan teliti:
Tanggal dan tempat kelahiran
Siapa yg menolong
Cara kelahiran
Adanya kehamilan ganda
Keadaan setelah lahir
BB dan PB pada waktu lahir

Riwayat makanan
Dapat diperoleh keterangan tentang makanan yg dikonsumsi anak

Dinilai apakah kualitas dan kuantitas adekuat
(memenuhi AKG yg dianjurkan)

Pada bayi perlu diketahui susu apa yg diberikan: ASI / PASI
Riwayat Imunisasi
Status imunisasi pasien harus secara rutin ditanyakan
BCG,DPT,Polio,Hepatitis B

Guna : mengetahui status perlindungan pediatrik yg diperoleh dan dapat membantu diagnosis pada beberapa keadaan tertentu (mis: polio)

Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
Riwayat pertumbuhan
Dapat ditelaah dari kurva BB/U dan PB/U
Kurva PB/U menggambarkan status pertumbuhan sebenarnya. Dari kurva ini dapat dideteksi riwayat penyakit kronik,MEP,penyakit endokrin
Kurva BB/U : mencerminkan riwayat kesehatan anak
Riwayat perkembangan
Tahapan perkembangan sesuai normal atau ada penyimpangan
Perlu ditanyakan beberapa patokan(milestones) dibidang motorik kasar,halus,sosial-personal dan bahasa.
Riwayat Keluarga
Perlu diketahui dg akurat untuk memperoleh gambaran keadaan sosial-ekonomi-budaya dan kesehatan keluarga pasien.

Banyak penyebab kesakitan maupun kematian dg latar belakang sosial ekonomi keluarga mis: malnutrisi atau TBC

Pelbagai jenis penyakit bawaan dan keturunan juga mempunyai latar belakang sosial budaya atau kecenderungan familial.
Pemeriksaan Fisik pada anak
Inspeksi (periksa lihat)
Palpasi (periksa raba)
Perkusi (periksa ketuk)
Auskultasi (periksa dengar)
Inspeksi
Inspeksi umum
Lihat perubahan secara umum
 kesan KU pasien
Inspeksi lokal
Lihat perubahan lokal
Palpasi
Pemeriksaan dgn meraba
Mempergunakan telapak tangan
Dg palpasi dpt ditentukan:
Bentuk
Besar  cm
Tepi  tajam/tumpul
Permukaan rata / berbenjol-benjol
Konsistensi lunak/keras/kenyal/kistik/fluktuasi
Palpasi abd : fleksi panggul & lutut
telapak tangan mendatar dg jari2,3,4
merapat

Perkusi
Tujuan: utk mengetahui perbd suara ketuk dpt ditentukan batas organ/massa
Perkusi:
Langsung : ujung jari2 atau 3
Tidak langsung:
jari 2 atau 3 tangan kiri diletakkan lurus pada bagian tubuh yang diperiksa sedangkan jari lainnya tdk menyentuh tubuh yg diperiksa ( sbg landasan )
Ketuklah jari ini pada falang bagian distal,proksimal kuku dg jari 2 atau 3 tangan kanan yang membengkok
Ketukan dilakukan dg engsel pergerakan terletak pada pergelangan tangan bukan pada siku
Suara perkusi
Sonor/pekak/timpani
Redup ( antara sonor dan pekak)
Hipersonor ( antara sonor dan timpani )
Auskultasi
Mempergunakan stetostop
Stetoskop binaural
Sisi membran: nada tinggi
Sisi sungkup: nada rendah
Pemeriksaan umum
Keadaan umum
Kesan keadaan sakit :
Kesadaran
Status gizi
Tanda vital:
Nadi: frekuensi,irama,isi,kualitas,ekualitas
TD
Pernapasan
Suhu
Data antropometrik :
BB,TB, Lingk kepala, lingk dada,LLA, tebal lipatan kulit

Kesadaran  dapat dinilai bila os tdk tidur
Tingkatan:
Kompos mentis: sadar sepenuhnya
Apatik: sadar tapi acuh tak acuh
Somnolens : mengantuk,tdk respon thd stimulus ringan, respon thd stimulus agak keras
Sopor: tdk ada respons thd stimulusringan/sedang, refleks cahaya masih positif
Koma: tdk ada respon thd semua stimulus, refleks cahaya negatif
Delirium : kesadaran menurun serta kacau, biasanya disorientasi, iritatif dan salah persepsi

Nadi
Idealnya dihitung dalam keadaan tenang
Posisi berbaring atau duduk
Bayi/anak kecil: nadi dihitung dg meraba a.brakialis atau a.femoralis
Anak besar : nadi dihitung dg meraba a.radialis
Perabaan nadi dg ujung jari 2,3 dan 4 tangan kanan sedang ibu jari berada di bagian dorsal tangan anak
Sebaiknya penghitungan nadi bersamaan denyut jantung selama 1 menit penuh
Nadi
Frekuensi
Takikardi: frekuensi nadi lebih cepat dari normal
Demam :kenaikan suhu 1 derajat, nadi naik 15-20 kali/menit
Bradikardi:frek nadi lebih lambat dari normal
Irama : raba nadi dan auskultasi jantung
Normal : teratur
Disritmia
Kualitas nadi
Normal : cukup
Pulsus seler: nadi teraba sangat kuat akibat tek.nadi yg besar


Nadi
Pulvus parvus et tardus : nadi dg amplitudo rendah, terdapat pada stenosis aorta
Pulsus alternans : denyut nadi selang seling kuat dan lemah
Pulsus paradoksus : nadi teraba lemah saat inspirasi, normal atau kuat saat ekspirasi, pada tamponade jantung
Ekualitas nadi
Normal: teraba sama pada ke 4 ekstremitas
Koarktasio aorta: ekstr atas kuat sedangkan bawah lemah/tak teraba
Takayasu: sebaliknya
Tromboemboli arteri perifer: nadi distal tak teraba




Tekanan darah
Posisi : berbaring telentang dg lengan lurus disamping badan atau duduk dg lengan bawah diletakkan diatas meja  lengan berada setinggi jantung
Cara:
Pasang manset melingkari lengan atas atau tungkai atas dg batas bawah + 3 cm dari siku atau lipat lutut
Dg cepat manset dipompa sampai denyut nadi a.radialis atau dorsalis pedis tidak teraba, kemudian teruskan dipompa sampai 20-30 mmHg lagi.
Sambil mendengar dg stetoskop pada a.brakialis ( di fossa cubiti) atau a.poplitea ( di fosa poplitea), kosongkan manometer perlahan dg kecepatan 2-3 cm tiap detik.
Pada penurunan air raksa ini akan terdengar bunyi korotkoff
Tekanan darah
Bunyi korotkoff :
I : bunyi pertama kali terdengar, berupa bunyi detak perlahan
II: seperti K I tetapi disertai bunyi desis
III: seperti K II tetapi lebih keras
IV: bunyi tiba-tiba melemah
V : bunyi menghilang
Tekanan sistolik:
Saat mulai terdengar bunyi K I
Normal: dilengan < 10-15 mmHg dari tungkai ( kecuali bayi < 1th)
Tekanan diastolik:
Saat mulai terdengar bunyi K IV
Pada bayi dan anak bersamaan /hampir sama dg menghilangnya bunyi K V
Bila melemah dan menghilangnya bunyi tak bersamaan hsl pemeriksaan ditulis keduanya,mis: 100/70/40 mmHg

Tekanan darah
Ideal : diukur pada ke 4 ekstremitas
Lengan atas kanan
TD sistolik dan diastolik tinggi : kel.ginjal
TD sistolik tinggi tanpa peningkatan diast ( tekanan nadi besar ): PDA, AI, fistula, anemia,anxietas ( hiperkinetik)
TD sistolik rendah dg tek diast normal ( tek nadi kecil) : stenosis aorta
TD sistolik dan diastolik menurun : syok

Pernapasan
Frekuensi
Takipnu
Bradipnu
Dispnu : kesulitan bernapas ditandai pernapasan cuping hidung, retraksi subc,ics,suprasternal,sianosis
Irama/keteraturan
Kedalaman
Tipe/pola pernapasan
Bayi : abdominal/diafragma
Anak besar : torakal
Pernapasan
Frekuensi pernapasan dapat dihitung dgn cara :
Inspeksi:
Pemeriksa melihat gerakan napas dan menghitung frekuensinya ( tdk praktis dan tdk dianjurkan )
Palpasi
Tangan pemeriksa diletakkan pada dinding dada,kmd dihitung gerakan pernapasan yang terasa pada tangan sementara pemeriksa memperhatikan jarum jam
Auskultasi
Dengan stetoskop didengarkan dan dihitung bunyi pernapasan

Semua perhitungan harus dilakukan selama satu menit penuh
Suhu
Diukur dg termometer badan
Umumnya diukur suhu aksilla
Sebelum termometer dipakai permukaan air raksa diturunkan sampai dibawah 35 C
Bayi < 2 thn : suhu dpt diukur di rektum ( dg termometer rektal) dg posisi bayi tidur miring dg lutut sedikit dibengkokkan
Anak > 6 th : dapat diukur suhu oral ( letakkan termometer dibawah lidah/sublingual)
Semua pengukuran suhu harus selama 3 menit

Berat badan
Alat
Bayi : timbangan bayi
Anak : timbangan berdiri
Cara
Sebelum menimbang, periksa alat apakah sudah seimbang ( jarum menunjuk angka 0 )
Waktu
Sampai umur 1 th : tiap bulan
1th-3 th : tiap 3 bulan
3th-5 th : tiap 6 bulan
>5 th : setiap tahun
Normal : 4 bln : 2 x BBL
1 thn : 3 x BBL

Lingkaran kepala
Bayi < 2 th : rutin diukur
Alat : pita metal yang fleksibel
Cara:
Letakkan pita menlingkari kepala melalui glabela pada dahi, bagian atas alis mata dan bagian belakang kepala yang paling menonjol yaitu protuberansia oksipitalis
Normal
Lahir : sekitar 35 cm
Umur 6 bulan : 43,5 cm
1 th : bertambah 12 cm dari waktu lahir
Umur 6 th : bertambah lagi 6 cm
Dewasa : 55 cm
Lingkaran dada
Alat : pita metal
Umumnya diukur hanya pada bayi < 2 th
Cara:
Letakkan pita mengelilingi dada melalui putting susu dalam keadaan ekspirasi maksimal
Normal : lingk. Dada BBL adalah 2 cm lebih kecil dari lingkaran kepala.Kemudian lingkaran dada menjadi lebih besar dari kepala karena dada tumbuh lebih cepat

Lingkaran lengan atas
Alat :pita pengukur lingkar lengan atas
Cara :
Lingkarkanlah pita pengukur pada pertengahan lengan kiri, antara akromion dan olekranon
Pada BBL
LLA 11 cm
Umur 1 th : 16 cm
Umur 5 th : 17 cm
Tebal lipatan kulit
Alat : kaliper lipatan kulit ( skinfold calipers )
Cara
Lipatan kulit yang diukur : triseps, subskapular, suprailiaka
Pengukuran dilakukan dengan mencubit kulit sampai terpisah dari otot dasarnya
Kemudian lipatan kulit tersebut diukur dengan kaliper
Tinggi Badan
Alat
Bayi: alat pengukur terbuat dari kayu yang salah satu ujungnya memp. Batas tetap sedang ujung lain dapat digerakkan
Anak : diukur berdiri tanpa sepatu dan telapak kaki dirapatkan
Normal:
PBL: 50 cm
Umur 1 thn : 1,5 kali PBL
Umur 4 thn :2 kali PBL
Tinggi badan waktu duduk
Anak disuruh duduk diatas permukaan yg keras dan bersandar tegak pada dinding
Ukurlah jarak antara permukaan itu dg ujung kepala. Jarak ini adalah tinggi waktu duduk

Pada waktu lahir tinggi duduk 70% TB. Perbandingan ini menurun sehingga pada umur 2 th menjadi 60% dan pada umur 10 th 52% .Bila tinggi duduk mencapai 50% dikatakan tubuh tipe dewasa. Tubuh dg tipe infantil persisten  gangguan pertumbuhan

Kulit,Rambut dan KGB
Kulit
Warna
Sianosis
Ikterus
Paling jelas disklera,kulit serta selaput lendir
Bilirubin indirek: kuning terang
Bilirubin direks kuning kehijauan
Bedakan dg karotenemia : kuning di telapak tangan/kaki,tdk pada sklera
Pucat
Paling baik dinilai pada telapak tangan/kaki,kuku,mukosa mulut dan konjungtiva


KGB: memerlukan perhatian khusus
Yang diperiksa
KGB oksipital
KGB retroaurikuler
KGB servikal anterior
KGB inguinal
Rinci
Ukuran,bentuk, mobilitas, tanda radang
KGB teraba sampai 3 mm : normal
KGB di servikal/inguinal < 1cm : normal
KGB tak teraba : agamaglobulinemia ?
Kepala dan Leher
Mata
Bercak Bitot : def.vit A
Massa putih berbusa berbentuk segitiga dg puncak menghadap ke arah luar kornea
Mulut
Trismus : kesukaran membuka mulut
Sebaiknya diukur berapa mm/cm mulut dpt dibuka ( diukur dari ujung gigi seri atas dan bawah)
Faring
Perhatikan dinding posterior ( hiperemia,edema,abses,post nasal drip )
Tonsil : nyatakan besarnya dlm To,T1,T2,T3
Leher
Tortikolis: kel posisi kepala miring kesatu sisi dan terputar kesisi lain akibat pemendekan m.sternokleidomastoideus
Ukur tekanan vena yugularis:
Posisi pasien telentang dg dada dan kepala diangkat 15-30 derajat
Lihat batas atas distensi vena yugularis,bila perlu dg mengosongkan terlebih dulu dg menekan bag.kranial vena dan mengurut kearah kaudal,kemudian dilepas

Dada
Inspeksi
Dinding dada
Bentuk dan besar dada
Simetri dada dalam keadaan statis /dinamis
Bentuk dada
Pektus ekskavatum
Sternum bagian bawah serta rawan iga masuk ke dalam terutama inspirasi
Pektus karinatum
Sternum menonjol biasanya disertai depresi vertikal kostokondral
Barrel chest
Dada berbentuk bulat seperti tong
Sternum terdorong kearah depan dg iga-iga horizontal
Paru
Inspeksi : cukup pada waktu inspeksi dada
Palpasi
Letakkan telapak tangan serta jari-jari pada seluruh dinding dada dan punggung
Tentukan:
Simetri/asimetri toraks, kel.tasbih,benjolan
Fremitus suara
Mudah dilakukan pada anak yang menangis atau anak yang bisa diajak bicara ( suruh katakan tujuh puluh tujuh)
Meninggi : konsolidasi
Berkurang:atelektasis, efusi, tumor
Krepitasi subkutis ( terdapatnya udara dibawah jaringan kulit)

Perkusi
Dapat dilakukan dg 2 cara
Langsung
Tidak langsung
Suara perkusi
Normal: sonor
Abnormal : hipersonor/ redup
Suara perkusi berkurang : redup atau pekak
Daerah pekak hati
Setinggi iga ke6 garis aksilaris media kanan
Pekak hati menunjukkan peranjakandg gerakanpernapasan yakni menurun pada saat inspirasi dan naik pada ekspirasi
Peranjakan berkisar antara 1-2 sela iga, sulit diperiksa pada anak < 2 th
Pekak hati meninggi : hepatomegali,massaintraabd, atelektasis, kolaps paru kanan
Pekak hati menurun pada asma/emfisema paru


Auskultasi
Deteksi suara napas dasar dan tambahan
Dilakukan diseluruh dada dan punggung
Stetoskop sebaiknya ditekan dg cukup kuat pada sela iga
Dimulai dari atas kebawah dan bandingkan kanan dan kiri dada
Suara napas dasar


Auskultasi
Suara napas dasar
Vesikuler :
Terjadi karena udara masuk dan keluar melalui jalan napas
Saat inspirasi lebih keras dan lebih panjang
Terdengar seperti membunyikan ‘ffff’ dan’wwww’
Bronkial
Terdengar inspirasi keras yang disusul oleh ekspirasi yang lebih keras
Dapat disamakan dg bunyi ‘khkhkhkh’
Amforik
Menyerupai bunyi tiupan diatas mulut botol kosong
Terdengar pada caverne



Suara napas tambahan
Ronki basah( rales)
Suara napas tambahan berupa vibrasi terputus-putus akibat getaran yg terjadi karena cairan dlm jln napas dilalui udara
RBH : dari duktus alveolus,bronkiolus,bronkus halus
RBS : dari bronkus kecil atau sedang
RBK: dari bronkus diluar jaringan paru
RB nyaring: berarti nyata benar terdengar karena suara disalurkan melalui benda padat ( infiltrat/konsolidasi)kan melalui media normal ( tdk ada infiltrat/konsolidasi)
RB tak nyaring suara ronki disalur
Ronki kering ( rhonchi)
Suara kontinu yg terjadi karena udara melalui jalan nafas yang sempit
Lebih jelas terdengar pada ekspirasi

Jenis ronki kering yang terdengar lebih musikal atau sonor

Wheezing ( mengi )
Sering terdengar fase ekspirasi
Mengi fase inspirasi : obstruksi sal. napas atas
Mengi fase ekspirasi : obstruksi sal.napas bawah( asma, bronkiolitis)
Krepitasi
Suara membukanya alveoli
Normal dibelakang bawah dan samping pada inspirasi dalam
Patologis : pada pneumonia
Pleural friction rub
Bunyi gesekan pleura
Suara gesekan kasar seolah-olah dekat telinga
Paling jelas akhir inspirasi
Biasanya terdengar di bagian bawah belakang paru
Jantung
Palpasi

Perkusi
Auskultasi




Abdomen
Pada bayi dan anak kecil pem.abdomen seringkali didahulukan dari bagian tubuh lain
Pada pemeriksaan abdomen palpasi paling berperan. Tapi auskultasi dilakukan lebih dulu (agar interpretasi auskultasi tidak salah karena setiap manipulasi abdomen akan mengubah bunyi peristaltik usus)
Hasil pemeriksaan selain dinyatakan dg kata atau angka, dianjurkan untuk digambarkan secara skematis.

Auskultasi
Normal : suara peristaltik terdengar sbg suara dg intensitas rendah dan terdengar tiap 10-30 dtk
Bising usus meningkat : obstruksi (bunyi metalik)
Bising usus berkurang/hilang : peritonitis/ileus
Perkusi
Adanya cairan ( asites)
Adanya udara
Batas hati
Batas massa intraabdominal

Cara deteksi asites
Dilakukan perkusi sistemik dari umbilikus ke arah lateral dan bawah untuk mencari batas berupa garis konkaf antara daerah yang timpani dengan daerah pekak yang terdapat bila ada asites
Menentukan daerah redup yang berpindah ( shifting dullness) dg melakukan perkusidari umbilikus kesisi perutuntukmencari daerah redup atau pekak; daerah redup iniakan menjadi timpani bila anak berubah posisi dg cara miringkan pasien
Tentukan adanya gelombang cairan (fluid wave) atau disebut cara undulasi (bila asites sangat banyak serta dinding abdomen tegang)

Cara undulasi (posisi telentang)
Dilakukan pada asites yang sangat banyak serta dinding abdomen tegang
Caranya satu tangan pemeriksa diletakkan pada satu sisi perut pasien, sedangkan jari tangan satunya mengetuk-ngetuk dinding perut sisi lainnya.Sementara itu dg pertolongan orang lain gerakan yg diantarkan melalui dinding abdomen dicegah dg jalan meletakkan satu tangan ditengah abdomen pasien dg sedikit menekan. Pada asites dpt dirasakan gelombang cairan pada tangan pertama atau dpt didengar dg stetoskop
Posisi anak tengkurap
Tentukan daerah redup pada bagian terendah perut dg posisi anak tengkurap dan menungging ( knee chest position)
Dilakukan pada anak besar dg asites sedikit ( puddle sign)

Pekak hati
Ditentukan dg perkusi
Pekak hati hilang bila terdapat udara bebas dalam rongga abdomen : disebut pneumoperitoneum (pada perforasi usus/trauma tusuk)
Fenomena papan catur
Pada peritonitis tbc tanpa asites
Berupa daerah redup dan timpani berselang-seling
Kelainan ini sulit dideteksi pada bayi atau anak kecil
Palpasi Hati
Dilakukan dg ujung jari
Patokan : proyeksi 2 grs ini ( misalnya 1/3-1/2 ) atau dinyatakan dalam cm, lebih jelas bila digambar
Garis yang menghubungkan pusat dg titik potong garis midklavikularis kanan dengan arkus kosta
Garis yang menghubungkan pusat dg prosesus xifoideus
Penilaian
Konsistensi, tepi, permukaan, nyeri
Palpasi Limpa
Besarnya limpa diukur menurut cara schuffner
Jarak maksimum dari pusat ke garis singgung pada arkus kosta kiri dibagi 4 bagian yang sama
Garis ini diteruskan ke bawah shg memotong lipat paha,garis dari pusat ke lipat paha inipun dibagi menjadi 4 bagian yg sama
Pembesaran limpa dinyatakan dg memproyeksikan kebagian ini.
Limpa yang membesar sampai kepusat dinyatakansbg SIV, sampai lipat paha S VIII
Beda splenomegali dg pembesaran lobus kiri hati
Ikut bergerak pada pernapasan
Insisura lienalis
Dapat didorong kemedial, lateraal dan atas
Ginjal
Normal : tidak dapat diraba kecuali pada neonatus
Abnormal : ginjal dapat diraba dg cara ballotement
Cara:
Letakkan tangan kiri pemeriksa di bagian posterior tubuh pasien sedemikian sehingga jari telunjuk berada di angulus kostovertebralis.
Kemudian jari telunjuk ini menekan organ atau massa keatas, sementara itu tangan kanan melakukan palpasi secara dalam dari anterior dan akan merasakan organ atau massa tersebut menyentuh,lalu ‘jatuh’ kembali
Pemeriksaan Neurologis
Refleks patologis
Babinsky
Gores permukaan plantar kaki dg alat yg sedikit runcing
Positif bila terjadi reaksi berupa ekstensi ibu jari kaki disertai dg menyebarnya jari-jari yg lain
Normal pada bayi umur sampai 18 bln
Abnormal pada lesi piramidal
Oppenheim
Tekan sisi medial pergelangan kaki
Refleks yg terjadi seperti Babinsky


Refleks patologis
Refleks Hoffmann
Dilakukan ketukan pada falang terakhir jari kedua
Positif terjadi fleksi jari pertama dan ketiga
Terdapat pada lesi piramidal dan tetani
Klonus pergelangan kaki
Lakukan dorsofleksi kaki pasien dg cepat dan kuat sementara sendi lutut diluruskan dg tangan lain pemeriksa yang diletakkan difossa poplitea
Positif terjadi gerakan fleksi dan ekstensi kaki secara terus menerus dan cepat
GRM
Kaku kuduk
Pasien telentang
Bila lehernya ditekuk secara pasif terdapat tahanan shg dagu tdk dapat menempel pada dada
Brudzinski I: letakkan 1 tangan pemeriksa dibawah kepala pasien, tangan lain diletakkan didada pasien agar badan tdk terangkat, kemudian kepala pasien difleksi kedada secara pasif. Bila ada GRM maka kedua tungkai bawah akan fleksi pada sendi panggul dan sendi lutut.
Brudzinski II: Pasien telentang, fleksi pasif tungkai atas pada sendi panggul akan diikuti oleh fleksi tungkai lainnya pada sendi panggul dan sendi lutut.
Kernig: pasien telentang dilakukan fleksi tungkai atas tegak lurus,kemudian dicoba meluruskan tungkai bawah pada sendi lutut.

Tidak ada komentar: