Oleh Dr. Yusmala H, SpA
IMUNOLOGI DASAR
Sistim Imun
Semua mekanisme mempertahankan
keutuhan tubuh perlindungan bahaya
berbagai bahan dalam lingkungan hidup
Respons Imun
Respons tubuh, urutan kejadian kompleks
terhadap Antigen (Ag) eliminasi Ag,
tersebut. Keseimbangan lingkungan
diluar dan di dalam tubuh
Fungsi Respons Imun
Pertahanan Homeostasis Pengawasan
SI. Spesifik Eliminasi sel tua Komponen sel-sel bermutasi
SI. Non Spesifik Keganasan
Sistim Imun Alamiah (Non Spesifik Natural, Innate)
Tidak untuk 1 jenis Ag bermacam Ag
Pertahanan terdepan Respons langsung
Telah ada dan siap berfungsi sejak lahir
Sistim Imun Alamiah Td :
1. Pertahanan fisik mekanik :
Pertahanan pertama thd fenetrasi mikroorganisme,
yang berperan : kulit, selaput lendir, silia,
batuk, bersin
Sebagian besar M.O tidak dapat menembus kulit yang sehat,Sebagian kecil dapat masuk melalui kelenjar sebaseus dan folikal rambut, hal ini dicegah dengan :
• PH asam dari keringat dan sekresi sebaseus, beberapa asam lemak dan enzim berefek anti mikrobial à Denaturasi protein membran sel MO.
• Bahan sekresi mukosa saluran napas dan telinga
• Mengandung peptida antimikrobial.
• Lisozim: keringat, ludah, air mata, ASI,-> menghancurkan dinding sel kuman gram (-)
• Laktofirin & Asam neuraminik pada ASI àantibakterial thd E.koli dan stafilokokus.
• HCL lambung, enzim proteolitik dan empedu dalam usus menciptakan lingkungan yang mencegah infeksi beberapa mikroorganisme.
• Bahan-bahan yang dilepas lekosit, lisozim yang dilepas makrofag menghancurkan kuman gram (-).
• Laktoferin dan transferin serum mengikat zat besi yang diperlukan untuk hidup kuman Pseudomonas.
3. Pertahanan Humoral :
Komplemen : faktor protein yang terdapat dalam serum, diproduksi oleh hepatosit dan monosit.
Fungsi : - Meningkatkan Fagositosis sebagai
faktor kemotaktik.
- Mempermudah destruksi / lisis,
- Diikat pada permukaan bakteri, shg
memudahkan makrofag untuk mengenal
(opsonisasi) dan memakan bakteri /parasit
C-Reaktif Protein (CRP) Protein plasma, dibentuk tubuh karena kerusakan jaringan, Meningkat pada infeksi akut,yang dengan bantuan Ca++ ddapat : 1. Mengikat molekul fosforilkolin pd permukaan bakteri / jamur.
2. Mengikat komplemen,berupa opsonin yg memudahkan fagositosis.
3. Mengikat protein C dari pnemokokus
CRP merupakan opsonin yang memudahkan fagositosis
Interferon (IFN) : Glikoprotein diprod. Makrofag yang diaktifkan, sel NK dan bbg sel tubuh yang berinti. Dilepas sebagai respon infeksi virus.
Fungsi : 1. Anti Virus dan dapat menginduksi sel yang terinfeksi virus sehingga resisten dan menghambat replikasi virus. 2. Mengaktifkan sel NK terhadap infeksi virus dan sel ganas.
3. Mengaktifkan berbagai sel imun lain ( Set T, makrofag dan sel NK )
Kolektin : adalah protein yang bersifat sebagai opsonin dengan mengikat hidratarang pada permukaan bakteri.
Pertahanan Seluler :
Fagosit : Monosit / makrofag, PMN / granulosit
- Makrofag punya beberapa granula dan melepas bahan ( lisozim, komplemen,interferon dan sitokin)
- Granulosit granulanya berisi enzim hidrolitik, laktoferin yang bersifat bakterisidal. Fagosit berinteraksi dengan komplemen dan SIS lain.
Penghancuran kuman td beberapa tingkat : kemotaksis, menangkap, memakan (pagositosis), membunuh dan mencerna.
- Large Granular Lymphocyte ( L G L) td :
Sel NK, Sel K, Limfosit T sitotoksik.
Merupakan limfosit dengan granula kasar (mengandung protein perforin), sitoplasma azurofilik dengan pseudopodia dan nukleus eksentrik
Sistim Imun Spesifik (S I S) :
Mengenal benda asing à terjadi sensitisasi
Spesifik à jika terpapar ulang dg benda asing yg sama à dikenal lebih cepat dan dihancurkan.
Bekerja dengan atau tanpa bantuan sistim Imun
Non Spesifik, tetapi umumnya terjalin kerjasama antara antibodi-komplemen-fagosit,dan antara selT- makrofag.
Terdiri dari : S I S Humoral
S I S Selular
SIS Humoral :
Sel Limfosit B atau Sel B berproliferasi dan diferensiasi menjadi sel Plasma yang menghasilkan Antibodi (AB)
Fungsi AB : pertahanan infeksi bakteri ekstra
seluler dan virus, serta menetralisir toksinnya
SIS Seluler :
Sel Limfosit T ( Sel T )
dibentuk di sutul, prolifrasi di Timus.
90-95 % dari semua sel Timus mati, 5-10% matang masuk ke sirkulalsi. Diperifer diferensiasi dipengaruhi timosin.
Fungsi utama : Pertahanan bakteri Intraselular,
Virus, Jamur, Parasit dan keganasan
Fungsi lain :
- Membantu Sel B produksi AB
- Mengenal / menghancurkan sel terinfeksi virus
- Mengaktifkan makrofag dalam fagositosis
- Kontrol ambang & kwalitas S. I
Sel-sel Sistim Imun Spesifik
Kunci pengontrol SIS :
Limfosit B dan limfosit T
Sel-sel dapat mengenal benda asing dan dapat membedakannya dari sel jaringan sendiri karena adanya reseptor pada permukaan sel (TCR), sel B mengenal antigen melalui reseptor berupa imunoglobulin pada permukaannya.
Limfosit T (LT)
Asal : Sel asal pluripotensial, pada fetus : Yolksack, hati, limfa dan sum-sum tulang ; setelah lahir di sum-sum tulang
Perkembangan sel prolimfosit T dipengaruhi
Timus.
Sel T matur, toleran diri dan terbatas MHC diri. Mempunyai reseptor Ag(TCR) dan Petanda permukaan
Merupakan 65-80 % limfosit sirkulasi
Terdiri dari beberapa sub set
Sub-set Limfosit T
- Sel T helper ( Th )
Membantu sel B memproduksi Antibodi
Mempengaruhi sel Tc dalam mengenal sel-sel terinfeksi virus dan jaringan cangkok alogenik
Melepas limfokin yang mengaktivasi makrofag dan sel-sel lain.
Sbg sel T inducer mengaktifkan subset sel T lainnya.
Sel Th dibedakan :
Sel Th1 : Memproduksi sitokin ; IFN, IL-2,
TNF, GM-CSF
Lebih berperan pada reaksi selular
seperti hipersensitivitas lambat
Sel Th 2 : Memproduksi IL-3, IL-4, IL-5,
IL- 10
Lebih berperan pada reaksi
humoral seperti alergi
2. Sel T Supresor ( sel Ts )
Menekan aktivasi sel T lain dan sel B
3. Sel T Delayed hipersensitivity ( sel Tdh )
Berperan dalam pergerakan makrofag dan sel
inflamasi lain kejaringan yang terjadi reaksi
hipersensitivitas tipe lambat
4. Sel T sitotoksik ( Tc )
Menghancurkan sel alogenik dan sel terinfeksi virus
Sel Th dan Ts disebut sel T regulator.
Sel Tdh dan Tc disebut sel T efektor
SPECIFIC CELLULAR IMM SYST
Limfosit B (LB)
Asal = Limfosit T. Merupakan 5-15% Limfosit dlm Sirkulasi
Perkembangan / Pematangan di Sum-sum tulang, setelah matang bergerak ke limfa, kelenjar limfoid dan tonsil.
Perkembangan dalam sum-sum tulang bersifat antigen independen. Mula-mula dibentuk IgM dalam sitoplasma (ciri sel pre B), kemudian IgM didorong ke arah membran sel sebagai reseptor permukaan. Dalam perkembangan selanjutnya dibentuk IgD, kemudian sel B keluar sutul sbg sel B matang.
Sel LB istirahat berukuran kecil, jika diaktifkan menjadi limpoblas, yang akan berkembang menjadi :
Sel plasma AB
Sel LB memori
Sel LB istirahat
Rangsangan Ag pertama kali IgM
Rangsangan selanjutnya IgG, IgE atau IgA
Pertanda permukaan Sel LB
1. Semua sel B punya Ig permukaan (SIg) IgM, IgG
2. Reseptor Fc (FcR) dari IgG dapat ditunjukkan dengan menambah sel darah merah biri-biri yang dilapisi IgG à Rosette
3. Reseptor C3 terhadap komponen komplemen.
4. Reseptor Epstein Barr Virus (EBV)
5. Presentasi antigen dan MHC
The concept of the specific immune response
Kerja sama antar Sel
Antigen
LB APC Mono
Th
Sitokin
APC MO
Tc
Sel Mastosit Antibodi K
Hubungan dan interaksi antar Sel Limfosit
Th
Th 1 APC Th 2
MO Tc B
Makrofag Sel Sel Plasma
yg diaktifkan Sasaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar